Posted in Family

Life Changes

Hanya ada satu hal yang tidak pernah berubah, yaitu perubahan itu sendiri.

Banyak sekali perubahan dalam hidupku yang (lagi-lagi) tidak pernah kushare disini. Mulai dari keraguanku terhadap pekerjaan apa sebenarnya yang bisa kunikmati sampai tantangan baru menjadi seorang istri. Cukup drastis? Ya, memang.

Finding My Destiny
Semenjak patah hati yang berlebihan, aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah dan bertekad kembali lagi mengajar di Thailand. Untuk sesaat aku kembali menjadi anti laki – laki. Patah hati dan rasa ingin menyembuhkannya membuatku tiba-tiba mengingat seseorang dari masa lalu. Saat itu aku hanya ingin mengajaknya melihat Musik Patrol di Alun-Alun Lumajang. Berharap nomor hpnya masih tetap, aku mengiriminya sebuah pesan.
Aku: Kamu gak pulang?
Dia: Aku pulang tgl 5. Knp?
Aku: Oh gpp. Ntr aja setelah km pulang yaaa…
Dia: Oke

SMS awkward setelah sekitar setahun kami tidak saling kontak. Walau tidak bisa bertemu hari itu, minggu depan masih ada kesempatan.

Akhirnya kami bertemu. Aku melihatnya tidak jauh beda dengan dulu. Senyumnya, sikapnya, bahkan gaya pakaiannya membuat pikiranku melayang mengingat kenangan 10 tahun yang lalu. God, sudah 10 tahun! Tahun di saat aku dan dia memakai seragam putih abu-abu, menggilainya, selalu memikirkannya, dan menginginkannya jadi punyaku.

Singkat cerita, kami memutuskan untuk bersama. Bulan Desember 2013 dia melamarku dan tepat di tanggal 4 April 2014, kami resmi menjadi suami istri.

Tahukah rasanya menikahi seseorang yang sudah kau sukai selama 10 tahun? Aku bahkan tidak bisa menemukan kata yang bisa mewakilinya 🙂

Dalam beberapa bulan saja cerita cintaku berbalik.

Terkadang kita memang harus bertemu dengan orang yang salah dulu sebelum menemukan orang yang tepat.

Trying to Find My Passion
Kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tentu pekerjaan yang paling memungkinkan adalah menjadi Guru. Mamaku pensiunan guru, kakakku juga guru. Banyak alasan masuk akal untuk jadi guru, kan?

Mengajar di sana-sini bahkan sampai di luar negeri memang sangat luar biasa pengalamannya. Banyak hal yang bisa didapat. Bahkan sejak bergabung jadi English Teacher di kursus Bahasa Inggris ternama di Indonesia sudah memberikan banyak pengetahuan tentang mengajar. Tapiii… Entah kenapa dalam menjalani profesi guru ini hanya setengah hati. Aku tidak bisa menikmati pekerjaanku.
Hal ini membuatku macet dalam mengerjakan skripsi. Aku sudah bersuami dan memilih pekerjaan kantoran.
Sampai sekarang aku belum tahu apa sebenarnya passionku. Apa yang membuatku dapat menjalani hidup dengan kenyamanan dan suka cita. Memasak dan menjadi pengusaha kuliner? Menulis dan mempublikasikannya? Menjadi ibu rumah tangga? Entahlah…

Author:

Seorang Ibu Tunggal yang sedang berjuang menjalani hidupnya tanpa belahan jiwa yang telah lebih dulu berpulang ke Rahmatullah. Mencoba kembali aktif menulis sebagai salah satu bentuk self healing.

Leave a comment